Merenungi Rasa Kemanusiaan Jimmy Engineer
Oleh Winarto
Wajah perempuan tua berkerudung itu tampak begitu
berduka. Di latar belakang dan depan terlihat bayangan hitam sejumlah serdadu
dan peralatan perang. Di sudut kiri bawah terpampang wajah seorang bocah dengan
ikat kepala berupa kawat berduri. Sedangkan persis di bawah sosok wajah
perempuan itu tampak seorang lelaki tengah khusuk bersembahyang.
Lukisan berjudul “Gulf War” karya Jimmy Engineer
itu sangat mengiris hati. Sebuah gambaran pedih tentang perang. Lukisan Jimmy
Engineer ini adalah salah satu dari puluhan lukisan karya sejumlah pelukis
Pakistan yang dipamerkan di Galeri Nasional Jakarta dari tanggal 14-28 Februari
2013. Selain karya Jimmy Engineer, pameran bertajuk “A Glimpse Into Pakistani
Art Works” memajang karya pelukis kenamaan Pakistan lain seperti Ghulam Rasul,
Ayesha Khan, Sanaullah dan Fauzia Mazhar Sana.
Jimmy
Engineer
Lukisan karya Jimmy Engineer |
Jimmy Engineer (kelahiran
1954) merupakan pelukis Pakistan yang dikenal di dunia internasional karena
karya-karyanya yang sangat kental berbicara tentang masalah-masalah
kemanusiaan, seperti kondisi masyarakat miskin, para korban perang, para
penyandang cacat. Jimmy sendiri seorang aktivis yang banyak memberikan bantuan
kepada masyarakat yang terpinggirkan secara sosial dan politik dan
memperjuangkan hak-hak bagi kehidupan yang lebih baik. Sepanjang karirnya
sebagai pelukis sekitar tigapuluh tahun ia telah menghasilkan lebih dari tigaribu
lukisan yang sebagian dikoleksi oleh para kolektor di sekitar 50 negara.
Pada pameran di Galeri
Nasional Jakarta ia mengusung sekitar duapuluhan karyanya, termasuk karyanya
yang monumental berjudul “In Honour of The Men, Women and Children Who Laid
Their Lives in The Struggle of 1947”.
Lukisan ini menggambarkan berbagai adegan secara detil kondisi masyarakat
pada masa perang memperjuangkan kemerdekaan Pakistan pada akhir tahun 1940an. Melalui
lukisannya ini Engineer tampaknya ingin mengajak masyarakat Pakistan untuk
menghargai pengorbanan para pendahulu mereka dalam masa perang dan mengajak
mereka untuk berbuat yang terbaik bagi negerinya. Bagi kita masyarakat di luar
Pakistan, lukisan ini mengajak kita untuk merenungi betapa besarnya biaya
sosial dan manusiawi peperangan.
Selain tema-tema sosial
kemanusiaan, ia melukis pemandangan, religiusitas, kaligrafi, potret diri,
arsitektur dan abstrak.
Ayesha
Khan
"Step to Heaven" karya Ayesha Khan |
Pelukis Pakistan lain yang cukup dikenal dunia
internasional yaitu Ayesha Khan. Selama sepuluh tahun terakhir ini Ayesha Khan tinggal di Bali dan mengaku
jatuh cinta pada pulau dewata itu. Karya-karyanya banyak menggambarkan suasana
kehidupan masyarakat sehari-hari.
Salah satu karyanya yang menarik dalam pameran
kali ini adalah “Step to Heaven” yang
menggambarkan beberapa warga di depan sebuah puri peninggalan kerajaan
Majapahit di Karangasem, Bali.
Dengan menonjolkan bangunan puri yang menjulang
tinggi, sosok beberapa warga yang tampak kecil di bawah bangunan, dengan
dominasi warna coklat tipis keputihan, lukisan ini menghadirkan suasana
religius. Lukisan ini senada dengan karyanya yang lain “Gateway to Nirvana”
yang melukiskan seorang pendeta Budha tengah menapaki tangga bangunan candi
tempat bersembahyang di Myanmar. Agaknya, Ayesha Kan mempunyai perhatian besar
pada kehidupan religius di beberapa negara.